Di Batas Dirgantara

Gatotkaca terlahir dengan sempurna
Kesaktian dan kekuatan dahsyat ada padanya
Hingga tugas utama di angkasa selalu dilimpahkan pada dirinya

Adalah seorang anak laki-laki mungil bernama Cipta
Seorang putera yang lahir di sebuah Desa pedalaman Jawa
Dengan mimpi yang mungkin tak biasa
Karena ia ingin pergi ke angkasa raya

Gatotkaca satria yang berbudi
Sedikitpun ia tak takut mati
Untuk menjaga dan membela negeri

Cipta memang terlarut ketika mendengarkan dongeng kakeknya
Dongeng tentang balada hidup seorang perwira
Meski sang perwira harus perlaya
Di tangan keluarga dan saudaranya

“Cipta, inginkah kau jadi seorang yang sakti?
Yang mampu membela negeri dengan sepenuh hati?”

Cipta menjawab dengan yakin, ya!
“Kelak suatu waktu kakek akan menemukanku di angkasa raya!”

Sang anak pun bertumbuh menjadi remaja cerdas dan tangkas
Ia menjadi pemuda dengan kemauan keras
Cara berbicaranya pun jujur dan lugas

Memang remaja adalah pemuda
Terkadang ia tak selalu senada
Meski dengan sang ayahanda
Pemuda lugas mengambil jalan baru
Jalan yang menjadikannya seorang pandu
Di angkasa yang begitu biru
Dan semangat pun makin membatu

Sang pemuda belajar bersama bangsanya dan bangsa penjajahnya
Namun sikap curiga tak ada pada dirinya
Yang ia bawa adalah kemauan keras untuk menempa dirinya

Kemauan keras berbuah pujian
Semua heran karena prestasinya bagai berlian
Hingga pemimpin sekolah pun mengangkat minuman
Untuk merayakan pencapaian sang pemuda yang penuh angan

Namun semua serba mendadak
Perang besar di dunia pun meledak
Dan semua perwira ditugaskan kelak
Di ratap dan jerit perang yang memekak

Bangsa kuning menjajah bumi pertiwi
Dan bangsa penjajah lama hendak diusir pergi
Cipta sang pemuda, membujuk hati sendiri
Untuk tetap berada di kemenangan sejati

Rupa-rupanya, pemuda ini memiliki strategi
Untuk membela bangsanya sendiri
Meski perang besar semakin ngeri
Langkah mulia sudah menanti

Bebas… bebaskan saja… bebas!


Cipta, sang pemuda yang terpaksa undur diri
Dari jabatan sebagai asisten penerbang berpangkat tinggi
Yang ditawarkan oleh bangsa penjajah pertama kali
Cipta, dirinya mencintai bangsanya sampai mati

Kembali ke Jawa, dilakukannya
Dari Kalijati, tempat ia belajar dan menuntut asa
Demi strategi dan cita bangsanya

Pekerjaan juru tulis pun ia lakoni
Sembari terus mencuri informasi
Tentang pesawat terbang dari luar negeri
Hingga ia pun paham dan mengerti

Ada ribuan jam malam dan bahaya mengancam
Namun, Cipta tetaplah hening dan diam
Hingga ia pun terhindar dari malam yang kelam
Meski duka dan jeritan bersahutan tak lagi terpendam

Dinamika bangsanya berjalan begitu cepat
Dan ternyata, bangsanya melangkah ke arah yang tepat
Karena rumusan pemimpin serta kawula muda yang hebat…
Cipta, seorang yang mengatur strategi, kini mengangkat kepala dengan hebat

Pada tanggal yang ditentukan, bangsa ini mengambil nasibnya untuk mandiri
Bangsa kuning pun diusir pergi
Dan kemerdekaan yang sejati tercipta dari jiwa-jiwa penuh energi

Cipta, mimpinya untuk bangsanya begitu besar
Ia ingin membangun kedaulatan bangsanya di langit yang terpancar
Pertahanan udara dan angkatan bersenjata di langit dirintis dari dasar
Meski alat dan pesawat masih tidak gahar
Cipta, memupuk semangat bersama pemuda seusia
Menerbangkan pesawat bekas yang tua
Peninggalan dari bangsa penjajah kedua
Dan Cipta yakin, karena merah putih ditempelkan di badan-badan sang wahana

Cipta, ketika di udara hampir dikira penjajah baru
Semua artileri mengarah pada sang pandu
Namun para tentara segera menyadari bahwa hebatlah hal itu
Karena merah putih terpampang di badan pesawat lama, dalam balutan semangat baru

Kemerdekaan bangsa diuji oleh sekutu
Sekutu datang melucuti senjata dan dibonceng penjajah lama yang berburu
Kemerdekaan hampir direbut oleh niat palsu
Namun Cipta dan sahabatnya tak gentar melaju

Mengebom tangsi sekutu ia lakukan dengan segera
Meski itu langkah yang kurang tertata
Tetapi bara semangat begitu menyala
Dan takjublah sekutu akan kekuatan udara

Bangsa barat menilai pesawat nusantara
Bagaikan peti mati terbang katanya
Namun Cipta tak peduli akan selorohnya
Karena yakin, Nusantara pasti memiliki kekuatan di udara

Prestasinya di udara membuahkan tugas hebat
Diutus ke India untuk membawa bekal dan obat
Untuk bangsanya yang sedang menuju sekarat
Dalam menghadapi agresi militer yang semakin menyekat

Pesawat DC-3, Pesawat Dakota
Membawa ahli dan staff negara
Untuk membawa bekal bagi bangsa
Dan Cipta yang membawa sang wahana

Ketika hampir mendarat di lapangan
Cipta mendapat kabar yang memusingkan

“Ohhh… janganlah kau berputar-putar, ada banyak ancaman!”

Kata per kata, ini adalah lucutan senjata,
Tak mungkin ia akan ditembaki dari niat yang memupus asa

Gatotkaca ada di udara, akan mati sebagai kusuma bangsa
Bayangan berlalu akan sebuah kisah pada masa kecil sang Cipta!

Ledakan, oh ledakan!
Jatuhlah sang perwira di atas lapangan
Yang terperosok begitu jauh dari medan
Meski sang penembak adalah rekan ketika sama-sama di sekolah penerbangan


Cipta! Jasa dan Karya dalam sosok pemuda…
Buah pemikiran dan rintisanmu adalah keunggulan udara bangsanya
Hingga bangsanya memiliki akses ke dunia
Serta angkatan udara yang melindungi Nusantara

Muda, tekad, mati dalam nafas sejati…
Adisucipta, namanya abadi

Bantul-Yogyakarta, 16-17 Agustus 2016.

Balada tentang pahlawan di udara, Adi Sucipta. Sesosok muda, pendiam, pandai, dan cemerlang. Mimpinya melandasi kedaulatan udara bangsanya.    

Komentar